MACAN TUTUL PHANTERA PARDUS

Macan Tutul ( Phantera pardus ) Banyak orang yang ketakutan dengan membayangkan satwa ini, walaupun tidak pernah terdengar berita adanya pendaki yang diserang macan tutul. Hewan ini termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia sejak tahun 1970. Dalam daftar IUCN termasuk resiko rendah.

Di siang hari macan tutul beristirahat di atas pohon dan sering tidur dalam goa kecil atau dalam celah-celah bebatuan. Di Taman Nasional Gede Pangrango macan tutul tinggal di lahan-lahan terpencil termasuk di daerah puncak gunung, tetapi daerah jelajahnya sangat luas hingga ke daerah rendah seperti Ciberem untuk berburu babi hutan atau kijang.

Keberadaan macan tutul ditandai dengan kotoran, jejak kaki dan cakaran kuku di batang pohon. Macan tutul makan beragam mangsa termasuk burung dan pengerat, selain itu menjadi pemanjat yang tangkas dalam usaha menangkap monyet yang lengah.

Di sekitar Taman Nasional Gede Pangrango pernah dilaporkan, macan tutul telah memangsa hewan ternak dan dibawa ke tepi hutan terdekat. Di Taman tersebut terdapat jenis macan tutul bertotol hitam maupun jenis yang berwarna hitam pekat.

Macan tutul Panthera pardus adalah predator yang sangat mudah beradaptasi, hidup memangsa tikus dan kelelawar sampai rusa. Di kawasan konservasi Jawa saja populasinya tinggal 350-700, tetapi banyak yang terpisah di sisa petak-petak hutan. Sayangnya macan tutul memakan bangkai dan ancaman terbesar yang dihadapi jenis ini adalah meluasnya penggunaan racun pembunuh yang dipakai dalam daging umpan untuk macan tutul atau babi yang merusak tanaman pangan.

Penyebaran macan tutul masih cukup luas tetapi kisarannya berkurang; pada tahun 1929 macan ini masih ada di Taman Nasional G. Gede-Pangrango , tahun 1986 masih tersisa 10, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Macan ini dulu hidup di Cagar Alam Pangandaran tetapi sudah punah sejak tahun 1973.

Macan tutul termasuk binatang buas, satwa ini meskipun berukuran kurang dari harimau sumatera namun akan tetapi nampak kokoh. Tubuhnya tertutup mantel rambut pendek tebal mempunyai warna pokok yang menarik yaitu warna dasar kuning kecoklatan dengan pola totol hitam yang berbentuk seperti bunga. Mata yang terfokus ke depan berwarna putih dengan pupil kecil berwarna hitam, kumisnya yang keras dan jarang membuat macan nampak garang. Pola warna tidak selalu demikian akan tetapi ada yang berwarna hitam, meskipun demikan pola totol-totol masih kelihatan jika diperhatikan secara seksama.

Macan hidup secara soliter kecuali hanya pada masa bercumbuan dan masa kawin, mencari mangsa pada waktu malam hari dan tinggal atau istirahat di atas pohon di waktu siang. Menyerang mangsa dari atas dahan dan akan membunuh mangsanya dengan cara menggigit meskipun dari jenis mangsa yang besar dengan cara mengigit pada leher dan mendorongnya hingga roboh.

Macan melakukan perkawinan setelah bercumbuan lama dan kawin berulang-ulang hingga 5 hari. Musim kawin 1 tahun sekali yaitu pada bulan mei sampai juni. Lama bunting 90 sampai 105 hari. Anak yang dilahirkan 2-3 ekor, diasuh induknya dan disapih pada umur satu tahun.

Daftar Pustaka :

- Mengenal Taman Nasional Gede Pangrango terbitan TNGP.
- Ekologi Jawa dan Bali terbitan Prenhallindo.
- The Indonesian Environment Almanac terbitan PT. Multi Kirana Pratama.
- Panduan Satwa KRKB Gembira loka

TENTANG MERBABU.COM

Merbabu Community atau Komunitas Pecinta Alam Merbabu, berdiri sejak tahun 1984.

Website Merbabu.com hadir sejak tahun 2001, dirintis sejak tahun 1997 dengan domain hosting gratisan.

UNDERCONSTRUCTION

KERATON

CANDI

AIR TERJUN

 

.

.

Copyrights © 2001 - 2017 Merbabu.Com Powered by Propacom